Beritalk, Cianjur – Kasus kecelakaan pesawat MH17 maskapai Malaysia Airlines menemukan sebuah titik terang.
Untuk kali pertama Rusia diumumkan secara resmi bertanggung jawab atas insiden kematian 298 kru dan penumpang pesawat itu.
Vonis dilayangkan oleh Dewan Penerbangan Sipil Perserikatan Bangsa-Bangsa atau ICAO, sebuah lembaga PBB yang bermarkas di Kanada.
Pengumuman Dewan Penerbangan Sipil Perserikatan Bangsa-Bangsa itu diumumkan pemerintah Belanda dan Australia pada Selasa, 13 Mei 2025.
Usai kedua negara, Malaysia dan Rusia itu mengajukan gugatan ke Dewan Penerbangan Sipil Perserikatan Bangsa-Bangsa atau ICAO.
Meski tak mengembalikan para korban maupun mengobati duka keluarga yang ditinggalkan, namun keputusan ICAO ini bisa menjadi pintu masuk atas gugatan terhadap pihak yang harus bertanggung jawab.
Bagaimana kisah tragis insiden tersebut ? dan seperti apa hasil keputusan ICO? yuk simak ulasannya berikut ini :
Pesawat maskapai Malaysia Airlines bernomor MH17 itu kali pertama lepas landas dari bandara Kripo di Amsterdam, Belanda menuju Kuala Lumpur, Malaysia.
Pesawat mengangkut 298 orang yang di antaranya merupakan 192 warga negara Belanda, 44 warga negara Malaysia, termasuk 15 kru dan dua bayi, 27 warga negara Australia dan 12 warga negara Indonesia.
Kemudian ada pula 10 warga Inggris Raya, empat warga Jerman, empat warga Belgia, tiga warga Filipina, satu warga Kanada, dan satu warga Selandia Baru.
Kronologi Kejadian
Mulanya MH17 lepas landas pukul 10.31. MH17 lalu terbang di atas kota Deni Propetrovs, Ukraina Timur dekat perbatasan Rusia.
Kebetulan saat itu Ukraina bagian timur sedang berada dalam masa peperangan selama 4 bulan antara kelompok pemberontak separatis yang didukung Rusia dengan militer Ukraina.
Pesawat kemudian melaju di atas Ukraina pada ketinggian 33.000 kaki. Ketinggian itu hanya 1000 kaki di atas batas atas zona larangan terbang di Ukraina.
MH17 sempat meminta perubahan ketinggian menjadi 34.000 kaki. Namun ditolak. Malaysia Airlines MH17 juga melakukan penyimpangan arah untuk menghindar badai petir.
Saat mendekati perbatasan Rusia, awak kabin sempat terlibat komunikasi dengan pengatur lalu lintas udara di Denip Proek Petrovs dan Rostov Nadono sebelum pukul 13.20.
Komunikasi verbal dari Malaysia sempat berhenti, tetapi tak ada sinyal marabahaya yang diterima.
Beberapa saat kemudian sebelum pukul 13.26. Pesawat menghilang dari radar pantauan menara pengatur lalu lintas saat melintas di atas wilayah Donetsk, Ukraina Timur, pesawat tiba-tiba hilang dari radar.
Tak lama kemudian, dilaporkan bahwa MH17 telah dihantam oleh rudal permukaan-ke-udara dan jatuh dari ketinggian sekitar 10.000 meter, menewaskan semua orang di dalamnya.
Tinggalkan komentar