Cina dan Kamboja Gelar Latihan Militer Gabungan Terbesar di Sihanoukville: Tampilkan Persenjataan Canggih dan Kapal Perang Raksasa

Williani Putri

Mei 27, 2025

2
Min Read

On This Post

Beritalk, Cianjur – Tentara Nasional Cina dan Kamboja resmi memulai latihan militer gabungan bertajuk “Golden Dragon” pada 14 Mei 2025 lalu hingga 28 Mei 2025 mendatang.

Latihan tersebut menjadi sorotan dunia karena disebut-sebut sebagai latihan militer terbesar yang pernah dilakukan kedua negara, baik dari sisi jumlah personel maupun kecanggihan teknologi militer yang ditampilkan.

Dalam latihan gabungan ini, sebanyak 900 personel militer Cina dan lebih dari 1.300 tentara Kamboja dilibatkan.

Lokasi latihan berpusat di kawasan Pelabuhan Sihanoukville, yang juga dikenal sebagai kawasan dengan pengaruh ekonomi dan militer Cina yang cukup besar.

Dalam latihan ini, kedua negara memamerkan berbagai persenjataan canggih, termasuk kendaraan lapis baja, kapal perang, helikopter, drone pengintai, serta anjing robot tempur.

Menurut Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja (RCAF), skala latihan tahun ini lebih besar dari sebelumnya, baik dari sisi jumlah personel maupun kecanggihan teknologi yang digunakan.

Salah satu peralatan militer utama yang diturunkan adalah kapal perang besar milik Cina, Chang Baisan yang membawa perlengkapan tempur untuk mendukung latihan ini.

Latihan ini hanya beberapa pekan setelah Presiden Jinas Siinping melakukan kunjungan ke Kamboja yang dipandang sebagai langkah memperkuat kerja sama diplomatik dan militer antara kedua negara.

Diketahui selama ini Cina telah menjadi mitra strategis utama Kamboja. terutama lewat investasi besar-besaran di sektor infrastruktur dan pertahanan.

Namun meningkatnya kerja sama militer ini justru menimbulkan kekhawatiran di pihak Amerika Serikat.

Mengingat sejak 2017, Kamboja menghentikan latihan gabungan angor Sentinel yang rutin digelar bersama militer AS.

Washington curiga Cina memanfaatkan pangkalan lautam di Teluk Thailand untuk memperluas pengaruh militernya di Asia Tenggara.

Menurut analis politik Kamboja, Avira, latihan ini adalah sinyal jelas dari Beijing untuk menegaskan statusnya sebagai kekuatan besar bukan hanya lewat jumlah pasukan, tetapi juga melalui teknologi dan persenjataan mutakhir.

“Latihan ini adalah bentuk dari strategi diplomasi militer Cina. Ini bukan sekadar kerja sama militer, tapi juga cara membangun kepercayaan dengan mitra, dan memperlihatkan bahwa mereka siap memainkan peran dominan di kawasan,” ujar Avira.

Ia juga menyebut langkah ini merupakan cara Cina membangun kepercayaan dengan negara-negara mitranya sekaligus memperlihatkan peningkatan kekuatan dan pengaruhnya di kawasan.

Tinggalkan komentar