Beritalk, Cianjur – Pasukan militer Israel mengandalkan pesawat dan bom buatan Amerika Serikat dalam serangan ke Teheran sejak Jumat 13 Juni 2025.
Dalam video yang dirilis oleh IDF sejumlah jet tempur F35 F15 dan F16 bersiap di pangkalan militer Israel.
Israel disebut mengerahkan 200 pesawat yang jika merujuk dari data International Institute for Strategic Studies atau IIS jumlahnya setara dengan 60% jet tempur Israel.
Sementara Iran mengandalkan persenjataan buatan dalam negeri untuk membalas serangan Israel mereka menggunakan pesawat nir awak atau drone dan rudal domestik atau dikenal dengan rudal balistik hipersonik yang diproduksi sendiri.
Berdasarkan data IIS tahun 2022 Israel memiliki sebanyak 315 pesawat tempur atau serang darat 65 pesawat angkut 43 helikopter serang dan 80 buah helikopter angkut.
Israel juga disebut memiliki 315 zat tempur yang telah mulai bertugas sejak 1976 pasukan Netanyahu itu memiliki sebanyak 83 jet tempur F15 196 jet tempur F16 dan untuk varian terbaru mereka memiliki 36 jet tempur F35.
Dalam serangan tersebut Israel juga menggunakan sebanyak 330 bom yang dijatuhkan ke daratan Teheran, di sisi lain Iran memiliki setidaknya 289 jet tempur.
Namun dalam serangan balasan melawan Israel mereka mengerahkan drone dan rudalnya iran memiliki pesawat nirwak syahid Muhajar Kaman Hamaseh Fotros dan Raat
Merujuk pada data IISS Iran juga memiliki rudal-rudal dengan jangkauan hingga 200 km rudal jarak menengah yang Iran miliki termasuk Koramsyah dan Kasem
Iran juga dilaporkan memiliki rudal hipersonik yang bisa melaju sampai 13 kali kecepatan suara atau dikenal dengan varian rudal Fatah rudal Iran diklaim bisa membawa hulu ledak sampai 1,2 ton bahkan varian terbaru disebut bisa membawa hulu ledak sampai 2 ton.
Rudal hipersonik Fattah ini menjadi salah satu kebanggaan Iran karena selain kecepatan luar biasa, rudal tersebut juga mampu membawa hulu ledak hingga 1,2 ton. Bahkan varian terbarunya diklaim bisa mengangkut hulu ledak seberat 2 ton, menjadikannya senjata strategis yang sulit untuk dicegat sistem pertahanan udara konvensional.
Jika melihat dari sisi jumlah armada udara, Iran tercatat memiliki sekitar 289 jet tempur. Meskipun jumlahnya sedikit lebih kecil dibanding Israel, namun Iran menonjolkan keunggulan dalam pengembangan teknologi drone dan rudal balistik sebagai bentuk kekuatan asimetris.
Dengan melihat komposisi kekuatan kedua negara, bisa disimpulkan bahwa Israel masih unggul dalam kekuatan udara konvensional berkat teknologi mutakhir dari Amerika Serikat. Sementara itu, Iran lebih mengandalkan kekuatan rudal dan drone dalam strategi pertahanannya. Keduanya sama-sama memiliki keunggulan masing-masing yang sulit dibandingkan secara langsung karena pendekatan militer yang berbeda.
Persaingan ini memperlihatkan bagaimana modernisasi militer saat ini tidak hanya mengandalkan jumlah pesawat atau tank, namun juga kemampuan teknologi canggih yang mampu menentukan hasil pertempuran.
Tinggalkan komentar