Perang Israel vs Hamas, Usulan Gencatan Senjata 60 Hari dari Donald Trump Disambut Warga Palestina

Williani Putri

Juli 3, 2025

4
Min Read
Perang Israel vs Hamas
Perang Israel vs Hamas

On This Post

Beritalk, Cianjur – Tampaknya akan ada titik terang untuk perang Israel vs Hamas yang masih berkecamuk di jalur Gaza.

Hari demi hari dilalui warga Palestina dengan harapan gencatan senjata untuk perang Israel vs Hamas bisa segera tercapai.

Warga Palestina yang mengungsi akibat untuk perang Israel vs Hamas ini berharap Hamas akan menerima usulan Presiden AS Donald Trump untuk gencatan senjata selama 60 hari dengan Israel.

Pasalnya, Trump sudah mengeluarkan statement bahwa Israel menyetujui gencatan senjata 60 hari di Gaza.

Lantas bisakah gencatan senjata kembali tercapai di jalur Gaza? Presiden AS, Donald Trump tak malu-malu soal keinginannya mengakhiri perang di Gaza.

Ia terus mendorong keras kencatan senjata antara Israel dan Hamas dan yakin kalau kesepakatan itu akan tercapai pekan depan. Pada Selasa, 1 Juli, Trump mengumumkan Israel telah menyetujui persyaratan gencatan senjata yang diperlukan.

Seorang pejabat Israel juga mengkonfirmasi negaranya menerima usulan terbaru itu. Di lain sisi, Hamas bilang bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan usulan itu.

Untuk mencapai kesepakatan ini, mungkin tak akan mudah. Pasalnya kedua musuh itu telah lama memiliki tuntutan yang saling bertentangan.

Hamas tetap kekeh bahwa kesepakatan harus mencakup penghentian perang dan penarikan pasukan Israel dari Gaza. Sementara Israel juga dengan pendiriannya bahwa konflik hanya dapat berakhir jika Hamas dibubarkan sepenuhnya.

Tapi ada harapan baru akan tercapainya kesepakatan saat perang memasuki bulan ke-21. Seperti apa? Sejakatan senjata Israel dan Iran pada 24 Juni lalu, negara mediator yakni Qatar dan Mesir serta AS terus menggemakan seruan untuk gencatan senjata baru di Gaza.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar menyebut kesepakatan Israel Iran menciptakan momentum perundingan antara Israel dan Hamas. Kritik internasional juga meningkat terhadap Netanyahu atas penderitaan di Gaza.

Situasi mengkhawatirkan masih membayangi warga Palestina. Blokade bantuan, serangan Israel hingga ratusan orang tewas ketika tengah mencoba mengambil bantuan dari pusat bantuan GHF.

Tekanan dalam negeri terhadap Netanyahu juga meningkat. Lalu Trump dengan kepercayaan dirinya meramalkan bahwa Netanyahu ingin mengakhiri perang minggu depan. Ditambah lagi adanya sinyal positif dari Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sarki belum diungkapkan saat ini.

Rincian pasti soal proposal baru gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan Sandra masih belum jelas.

Perdana Menteri Qatar dan Mesir tengah berupaya menemukan jalan tengah untuk maju dari usulan gencatan senjata dari AS beberapa bulan lalu.

Di dalam proposal tersebut diuraikan bahwa gencatan senjata berlangsung 60 hari dan Hamas akan membebaskan 10 sandra Israel yang masih hidup serta mengembalikan 18 jenazah sandra lainnya.

Usulan terbaru, Israel setuju mengizinkan lonjakan bantuan kemanusiaan lewat saluran kemanusiaan yang dikelola PBB. Walau begitu, Israel tetap teguh dengan pendiriannya, yakni pelucutan senjata Gaza dan penghancuran kemampuan militer serta pemerintahan Hamas.

Namun baru-aru ini Perdana Menteri Israel Benyaminahu untuk pertama kalinya lebih memprioritaskan Sandra ketimbang mengalahkan Hamas.

Ia yakin akan adanya peluang untuk membawa pulang semua orang yang masih ditawan oleh Hamas. Sementara itu, Hamas punya tiga tuntutan utama.

Yang pertama adalah penghentian pertempuran secara permanen. Tuntutan itu supaya bantuan kemanusiaan bisa disalurkan oleh PBB dan Israel mundur ke posisi yang dipegangnya tanggal 2 Maret lalu.

Kedua, Hamas meminta jaminan AS bahwa negosiasi genjatan senjata permanen akan dilanjutkan dan pertempuran tak akan dilanjutkan setelah jeda 60 hari. Ham siap memulangkan Sandra dalam satu hari penuh. Jika ada jaminan tak terjadi lagi perang setelah itu.

Yang ketiga, Hamas tak ingin melepaskan kekuatan politik dan militernya di Gaza. Dalam total 21 bulan perang Israel dan Hamas, genjatan senjata terhitung hanya berlangsung selama 9 minggu.

Genjatan senjata pertama mulai berlaku pada November 2023, namun hanya satu minggu saja. Saat itu sebanyak 105 sandra dibebaskan dari Gaza sebagai ganti sejumlah besar tawanan Palestina.

Gencatan senjata kedua pada bulan Januari 2025 sebelum Trump kembali ke gedung putih dengan waktu hanya 8 minggu.

Pada gencatan senjata kedua, sebanyak 33 santra Israel dibebaskan Hamas dan 50 tahanan Palestina dibebaskan Israel. Setelah itu seharusnya Israel menyetujui gencatan senjata permanen di rencana tahap kedua.

Tapi di luar dugaan, Israel malah melanjutkan serangannya pada tanggal 18 Maret lalu sehingga menggagalkan gencatan senjata dan perundingan.

Kini warga Gaza dibayangi pilihan yakni optimisme soal gencatan senjata dan keraguan yang mendalam. Setelah hampir 21 bulan ditandai dengan kehancuran massal, pengungsian, pengeboman masif, warga Palestina merindukan jeda dari kekerasan itu.

Tapi perlu diingat, adanya pengalaman masa lalu yang kelam soal gencatan senjata.
Berulang kali negosiasi kejahatan senjata gagal dan berulang kali warga Palestina mendengar janji Trump itu.

Serta keinginan Hamas dan Israel yang bertentangan juga jadi tantangan untuk benar-benar mencapai gencatan senjata, mempersembahkan dua kemenangan Nations League bagi negaranya.

Tinggalkan komentar