Beritalk, Cianjur – Film animasi merah putih “One For All” sedang menjadi sorotan publik. Film yang akan tayang pada 14 Agustus 2025 ini dirilis oleh Perfiki Kreasindo.
Cuplikan film animasi merah putih “One For All” telah dirilis di kanal YouTube maupun platform sosial media Perfiki Kreasindo.
Sayangnya animasi merah putih “One For All” ini mendapatkan sorotan, sejumlah netizen menilai kualitas animasinya kaku dan tertinggal dari standar animasi lokal terkini apalagi menjelang momen HUT ke-80 Republik Indonesia.
Sutradara Hanung Bramantyo turut memberikan kritik tajam. Ia mempertanyakan alasan film ini bisa mendapat jadwal tayang di tengah antrian panjang film nasional sekaligus menyoroti kualitas yang dinilai kurang matang.
“Terus kenapa harus buru-buru tayang? Ironisnya kok bisa dapat tanggal tayang di tengah 200 judul film Indonesia ngantre tayang?” ujar Hanung Bramantyo.
Hanung juga mengungkap standar produksi animasi ideal memerlukan biaya 30 hingga 40 miliar hingga memerlukan 4-5 tahun.
“FYI, budget pembuatan film animasi minimal di 30-40M di luar promosi. Dan dikerjakan dalam jangka waktu 4-5 tahun.
Biaya produksi yang hanya Rp 6 miliar hanya sampai tingkat kumpulan storyboard berwarna yang digerakkan sebagai panduan animator” tambahnya.
Sementara One for All disebut hanya menghabiskan 6,7 miliar dengan proses kurang dari 2 bulan.
Proses produksi yang singkat memunculkan dugaan bahwa film ini dikebut untuk tayang bertepatan dengan perayaan kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia.
Produser merah putih One for All Toto Sugriwo merespon kritik publik dengan nada sarkas di media sosial yang memancing reaksi beragam warganet.
“Senyumin aja. Komentator lebih pandai dari pemain. Banyak yang mengambil manfaat juga kan? Postingan kalian jadi viral kan?” ungkap Toto Sugriwo.
Pernyataan Toto tersebut menggaris bawahi bahwa film Merah Putih meskipun dikritik oleh banyak orang, namun tetap menghasilkan keuntungan dari sisi promosi.
Sementara itu, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar menegaskan pemerintah tidak memberikan pendanaan ataupun fasilitas promosi untuk film ini.
Dukungan yang diberikan hanya berupa masukan teknis saat audiensi dengan tim produksi. Ia juga menegaskan bahwa hal itu adalah biasa untuk mendukung instan kreatif.
“Namun kami tidak memberikan bantuan financial dan tidak memberikan fasilitas promosi” ujar Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar.
Lalu bagaimana sinopsis dari film merah putih One for All ini? Film merah putih One for All mengisahkan tentang delapan anak dari berbagai daerah yang berjuang mencari bendera pusaka yang hilang 3 hari sebelum tanggal 17 Agustus.
Mengangkat pesan persatuan dan keberagaman. Film ini direncanakan tayang serentak di
Tinggalkan komentar