Mahasiswa UNISBA Fakultas Kedokteran Orasi Soal Nasib Dokter, Meski BEM Tolak Hadir di Gedung Sate

Williani Putri

September 5, 2025

2
Min Read
Mahasiswa UNISBA Fakultas Kedokteran
Mahasiswa UNISBA Fakultas Kedokteran

On This Post

Beritalk, Cianjur – Badan Eksekutif Mahasiswa UNISBA tidak menghadiri pertemuan dengan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi di gedung sate usai terjadi gelombang unjuk rasa.

Dalam pertemuan pada Rabu 3 September 2025 siang tersebut, sejumlah mahasiswa yang lain hadir dan berdialog langsung dengan Dedi Mulyadi dan anggota DPRD Jabar di halaman gedung sate. Lalu dialog dilanjutkan di dalam.

Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa UNISBA Kamal Rahmatullah mengatakan anggotanya tidak menghadiri pertemuan tersebut karena eksklusif dan tidak melibatkan elemen masyarakat.

Namun dalam video dokumentasi kegiatan dialog mahasiswa di Gedung Sateam seorang mahasiswa mengenakan almamater turut hadir dan berorasi di depan gedung sate.

Mahasiswa berjas almamater berlogo UNISBA itu tampak berorasi soal hukum dan kekuatan rakyat. Orasinya itu disampaikan di depan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.

Dalam orasinya, salahsatu Mahasiswa UNISBA Fakultas Kedoteran menyoroti keras realitas pahit yang dialami dokter di Indonesia.

“Kami kuliah enam tahun setengah dengan perjuangan luar biasa, mengorbankan waktu, tenaga, bahkan kehidupan sosial. Namun pada akhirnya, penghargaan yang diberikan pemerintah tidak sepadan. Bayangkan, satu pasien hanya dihargai Rp3.000,” ujar salahsatu Mahasiswa UNISBA Fakultas Kedoteran dengan nada tegas.

Mahasiswa UNISBA tersebut bahkan mengungkap rasa miris, membandingkan jerih payah dokter dengan profesi juru parkir.

“Saya miris karena saya kuliah 6 tahun setengah dan saya dibayar sama dengan tukang parkir yang ada di jalan sana. Dan itu harus menjadi evaluasi”

Mahasiswa UNISBA tersebut juga mengingatkan pentingnya penghargaan terhadap tenaga kesehatan sebagai fondasi pembangunan bangsa.

“Kalau Bapak-bapak ingat sejarahnya, ketika ada bom di Jepang, apa yang ditanyakan itu tentang guru dan tentang tenaga kesehatan. Maka dari itu kita mampu paham untuk membangun negara untuk mewujudkan bonus demografi ada hal yang paling fundamental. Salah satunya adalah kita harus membangun kesehatan yang kuat. Maka dari itu, perbaiki juga penghargaan pada tenaga kesehatan yang sudah sedemikian perjuangannya begitu lama” pungkasnya.

Tinggalkan komentar