Beritalk, Cianjur – Tak kunjung mereda konflik Iran Israel justru menyeret Amerika Serikat untuk terlibat.
Dalam konflik Iran Israel, Amerika Serikat memutuskan untuk memperkuat kekuatan militernya di wilayah Timur Tengah.
Tak hanya itu dalam konferensi tingkat tinggi G7 di Kanada Amerika Serikat mengeluarkan ultimatum terkait konflik Iran Israel.
Lantas apa isi ultimatum konflik Iran Israel dan mengapa Amerika Serikat memperkuat kekuatan militernya di wilayah Timur Tengah ?
Memanasnya ketegangan konflik Iran Israel membuat Amerika Serikat agaknya akan turun tangan.
Amerika Serikat memutuskan untuk memperkuat kekuatan militernya di Timur Tengah di tengah meletusnya konflik Iran Israel ini.
Perkuatan militer itu tampak usai Amerika Serikat memindahkan sejumlah besar pesawat pengisian bahan bakar ke Eropa untuk memberikan opsi kepada Presiden Donald Trump.
Selain pesawat pengisian bahan bakar, Amerika Serikat juga memindahkan kapal induk USS Nimitz dari Laut Cina menuju ke Timur Tengah.
Nimitz merupakan kapal induk yang mampu
menampung 5.000 personil dan lebih dari 60 pesawat termasuk jet tempur.
Mengutip Reuters pejabat Amerika Serikat menyebut pemindahan tersebut merupakan pengerahan yang telah direncanakan sebelumnya.
Secara keseluruhan pengerahan pasukan tersebut menunjukkan Amerika Serikat tengah memperkuat kekuatan udaranya untuk operasi yang berpotensi berkelanjutan saat konflik Iran Israel tengah terlibat dalam perang terbuka.
Sementara Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth melalui unggahan pada media sosial X-nya mengatakan ia telah memerintahkan pengerahan kemampuan pertahanan tambahan.
Meski demikian Pete Hegseth tidak memberikan rincian dari pengerahan kemampuan pertahanan yang dimaksudnya.
Sementara melalui sistem airnaf situs pelacakan penerbangan mengatakan lebih dari 31 pesawat pengisian bahan bakar angkatan udara AS terutama KC135 dan KC46 meninggalkan AS pada Minggu 15 Juni 2025 menuju timur.
Departemen keamanan maskapai penerbangan dan operator dari Diami Security Intelligence Eric Souten mengatakan penempatan mendadak lebih dari dua tanker Angkatan Udara AS merupakan sinyal yang jelas tentang kesiapan strategis.
Sistem Airnaf mengatakan penerbangan militer AS telah mendarat di Eropa termasuk di pangkalan udara Ramstein di Jerman dan bandara di Britania Raya Estonia dan Yunani, sejauh ini AS berhati-hati membantu Israel menjatuhkan rudal yang datang.
Presiden AS Donald Trump juga diketahui memveto rencana Israel dalam beberapa hari terakhir untuk membunuh pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Namun pejabat AS mengatakan mereka tidak mendukung upaya mengejar kepemimpinan politik Iran selama warga Amerika tidak
menjadi sasaran.
Sementara itu Presiden Trump memuji serangan Israel dan memperingatkan Teheran agar tidak memperluas pembalasannya hingga mencakup target AS.
Sumber lain yang mengetahui masalah tersebut mengatakan AS telah memberitahu negara-negara kawasan bahwa mereka sedang melakukan persiapan defensif dan akan beralih ke operasi offensif jika Iran menyerang fasilitas AS dimanapun.
Sementara AS sudah memiliki kekuatan yang cukup besar di Timur Tengah dengan hampir 40.000 tentara di kawasan tersebut termasuk pertahanan udara pesawat tempur dan kapal perang yang membantu menjatuhkan rudal.
Bahkan Pentagon diketahui telah mengganti pesawat pengebom B2 dengan pesawat pengebom B52 di sebuah pangkalan di Indo Pasifik yang dianggap sebagai lokasi ideal untuk beroperasi di Timur Tengah.
Pesawat tersebut diketahui dapat membawa amunisi penghancur bangker berukuran besar yang menurut para ahli dapat digunakan untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.
Penambahan kekuatan ini menunjukkan dukungan AS kepada Israel as bahkan
diketahui mengirimkan 300 rudal Hellfire ke Israel sebagian rudal tersebut dipakai Israel untuk menyerang Iran.
Namun di sisi lain Trump menegaskan kepada mitranya di G7 bahwa AS tidak akan ikut campur dalam serangan Israel ke Iran.
Sikap itu dipertahankan selama tidak ada warga AS yang diserang Iran selain melakukan perkuatan kekuatan militer di Timur Tengah Trump juga mengeluarkan ultimatum kepada penduduk Teheran.
Ultimatum tersebut dikeluarkan Trump dalam acara konferensi tingkat tinggi G7 di Alberta Kanada pada Senin 16 Juni 2025 siang waktu setempat.
Meski demikian Trump tidak menjelaskan lebih lanjut maksud dari ultimatumnya itu sementara beberapa jam setelah perintah itu ledakan beruntun terdengar di Teheran.
Selain Trump Israel juga meminta penduduk Teheran untuk meninggalkan kota itu militer Israel berulang kali menyiarkan hal itu dalam bahasa Arab Persia dan Inggris.
Diketahui sebelumnya sejak Iran diserang Israel sebagian warganya memang mengungsi akan tetapi lebih banyak warganya yang memilih untuk bertahan di negaranya.
Sementara itu arus pengungsi Iran antara lain mengalir ke Turki salah satu negara tetangga Iran.
Di sisi lain Iran juga masih terus melakukan serangan balasan ke Israel namun pembatasan penyebaran informasi yang dilakukan Israel membuat dampak kerusakan tidak diketahui dunia.
Tinggalkan komentar