Beritalk, Cianjur – Cina mengambil alih pengaruh diplomasi global saat Amerika Serikat mengurangi kehadiran peran internasionalnya.
Hal ini (Cina mengambil alih peran diplomasi global) juga terjadi di tengah munculnya kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump terhadap sejumlah negara di dunia.
Laporan tersebut (Cina mengambil alih peran diplomasi global) disampaikan oleh Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS dari Partai Demokrat, Senin 14 Juli 2025.
“Dalam beberapa hari setelah pemerintahan Trump menjabat dan mulai mencabut komitmen kami di seluruh dunia, Tiongkok sudah melabeli Amerika Serikat sebagai mitra yang tidak dapat diandalkan” ujar Jeanne Shaheen.
“Saat kami mundur, mereka (China) justru memperluas jejak (internasional)” tambahnya.
Pemerintah Trump telah melakukan pemangkasan besar-besaran terhadap Departemen luar negeri.
Trump bahkan memecat lebih dari 1.350 pegawai yang merupakan bagian total pengurangan hampir 3.000 orang untuk tenaga kerja yang berbasis di AS. Pemerintah juga memangkas miliaran dolar AS bantuan luar negeri.
Pemangkasan itu secara efektif melaporkan penutupan Badan Pembangunan Internasional AS atau USAID.
USAID merupakan badan yang memberikan sebagian besar bantuan kemanusiaan dan pembangunan AS di seluruh dunia.
Keputusan tersebut juga berimbas pada pemecatan ribuan karyawan dan kontraktor USID serta pemotongan lebih dari 80% programnya.
Para kritikus yang berpandangan pemotongan anggaran itu akan melibatkan Washington untuk membela dan memajukan kepentingan AS di luar negeri.
Namun, pemerintahan Trump menegaskan perubahan tersebut membantu dalam menyelaraskan kebijakan luar negeri dengan agenda America First yang digaungkan Trump. Trump juga tidak ingin negara melakukan pemborosan pengeluaran.
Menurut Trump, AS memberikan bantuan luar negeri secara tidak proporsional dan ia ingin negara lain menanggung beban itu sendiri.
Berdasarkan laporan dari Partai Demokrat, Cina turun tangan dengan cara mulai menyediakan vaksin dan penyediaan makanan hingga pembangunan infrastruktur di sejumlah negara.
Contohnya bantuan di Afrika Selatan ketika Amerika Serikat menghentikan program pangan, Cina menyumbangkan beras kepada Uganda pada Maret lalu.
Kemudian pada Mei 2025, Cina menyatakan akan membantu Afrika dalam memerangi HIV AIDS saat AS menghentikan hibah HIV AIDS ke negara itu.
Sementara di Asia Tenggara, Cina juga mulai menunjukkan peran diplomasi globalnya. Presiden Tiongkok, Siin Ping memulai lawatan untuk bertemu para pemimpin di Vietnam, Kamboja, dan Malaysia.
Kunjungan itu dilaporkan telah menghasilkan berbagai kesepakatan kerja sama. Lalu di Amerika Latin, Cina pada Mei 2025 menjadi tuan rumah Forum Tiongkok Amerika Latin dan Karibia.
Cina juga mengumumkan akan menyediakan jalur kredit senilai miliaran dolar AS dan investasi infrastruktur tambahan untuk kawasan tersebut untuk mengintensifkan serangan dan mencegah pemerintah Surya mendapatkan kendali penuh atas wilayahnya.
Tinggalkan komentar