Beritalk, Cianjur – Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Pete Hegseth membantah pernyataan bahwa Amerika Serikat mengetahui adanya pemindahan uranium oleh Iran jelang serangan ke pusat nuklir fordo.
Sebelum fasilitas nuklirnya diserang pada 22 Juni 2025 lalu dalam konferensi pers di Pentagon Headset menegaskan bahwa tidak ada informasi intelijen yang mengindikasikan bahwa Iran telah memindahkan uranium dari pusat nuklir fordo yang dihantam.
“Jadi saya tidak mengetahui adanya informasi intelijen dari yang mengatakan tdaik berada di tempat yang seharusnya dipindahkan ahwa benda-benda itu(pengayaan uranium) atau sebaliknya” ujar Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Pete Hegseth.
Pernyataan Pete Hegseth mendukung bahwa apa yang diucapkan Presiden Donald Trump yang juga membantah tuduhan mengetahui adanya pemindahan uranium itu.
Donald Trump menyebutkan kendaraan di sekitar lokasi merupakan milik pekerja konstruksi bukan untuk evakuasi uranium.
Namun analis dari Citra Satelit Maksar Technologies menunjukkan bahwa aktivitas tak biasa di fasilitas Fordo beberapa hari sebelum serangan terjadi antrian kendaraan di pintu MSU diduga berkaitan dengan pemindahan uranium.
Laporan intelijen Eropa dan keterangan dari sumber Iran kepada Routers mengindikasikan sebagian besar uranium telah dipindahkan sebelum serangan.
Namun menurut Financial Times tidak semua uranium berada di Fordo sehingga sebagian besar cadangan masih utuh.
Pete Hegseth juga menyangga anggapan bahwa serangan AS hanya tidak berdampak signifikan bagi situs nuklir Iran.
Pete Hegseth juga mengutip CIA bahwa serangan tersebut membuat Iran butuh bertahun-tahun untuk memulihkan program nuklirnya.
Pada saat yang sama Kongres AS menggelar pengarahan tertutup bersama empat pejabat tinggi keamanan nasional AS termasuk Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Jenderal Dan Kain, menilai misi itu berhasil sementara Demokrat menyerukan inspeksi langsung untuk memastikan keberadaan uranium.
Tinggalkan komentar