Reza Pahlavi, Putra Mahkota Iran Serukan Perlawanan Terhadap Khamenei di Tengah Perang dengan Israel

Williani Putri

Juni 14, 2025

2
Min Read

On This Post

Beritalk, Cianjur – Putra mahkota monarki Iran Reza Pahlavi menyerukan pembelotan terhadap rezim Ayatollah Ali Khamenei.

Reza Pahlavi mengajak para pasukan keamanan Iran untuk memisahkan diri dari pemerintahan Kamini.

Di tengah eskalasi konflik Iran dengan Israel seruan itu diutarakan oleh Reza Pahlavi, pada 13 Juni 2025 melalui pernyataan tertulis Reza Pahlavi mendorong militer polisi dan pasukan keamanan untuk bergabung bersama rakyat.

Menurut Reza Pahlavi alih-alih memperkuat posisi Iran Ayatollah Ali Khamenei justru menjerumuskan Teheran ke dalam lubang kehancuran.

Reza Pahlavi menggambarkan pemerintahan Ayatollah Ali Khamenei sebagai rezim yang lemah dan terpecah serta menyalahkannya atas perang dengan Israel.

Reza Pahlavi turut mengajak komunitas internasional untuk menekan Khamenei yang disebutnya sebagai pemimpin rezim sekarat.

Reza Pahlavi merupakan anak dari mendiang Raja Muhammad Reza Pahlavi ayah Reza Pahlavi merupakan raja terakhir yang memimpin kerajaan Iran sebelum digulingkan oleh revolusi Islam pada tahun 1979.

Selama kepemimpinan Muhammad Reza Pahlavi ia mengarahkan kiblat Iran pada Barat dan dekat dengan Amerika Serikat.

Bahkan Muhammad Reza Pahlavi pernah membuat Iran menjadi sekutu Israel sepeninggal sang ayah Reza Palavi pun tetap menjaga hubungan baik dengan Israel.

Bahkan sempat mengunjungi Tel Afif itulah mengapa sejak monarki Iran runtuh Reza Pahlavi memilih untuk mengasingkan diri di Amerika Serikat dan tinggal dekat Washington di pengasingannya.

Reza Pahlavi kerap menyuarakan kritik terhadap pemerintahan Khamenei bersama dengan komunitas diaspora Iran yang pro monarki.

Hal itu terutama sejak insiden kematian perempuan muda Masa Amini yang tewas usai ditahan polisi moralitas karena dianggap tak mengenakan pakaian sopan sesuai aturan negara.

Namun meski mewariskan takhta mahkota kerajaan Iran Palavi menyatakan dirinya tak mengejar restorasi kerajaan Reza Pahlavi mengaku lebih memilih menggunakan namanya untuk mendukung gerakan demokrasi yang bersifat sekuler di Iran.

Seruan Reza Pahlavi ini tentu menjadi bagian penting dalam dinamika politik Iran yang sedang bergolak, apalagi di tengah situasi peperangan yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

Tekanan dari dalam dan luar negeri kini terus menguji stabilitas pemerintahan Khamenei di tengah ketidakpastian masa depan politik Iran.

Tinggalkan komentar