Rusia Siap Beri Suaka kepada Elon Musk di Tengah Konflik dengan Donald Trump

Williani Putri

Juni 9, 2025

2
Min Read

On This Post

Beritalk, Cianjur – Anggota Komite Urusan Internasional Parlemen Rusia, Dmitry Novikov menyatakan bahwa negaranya bisa memberi suaka kepada Elon Musk yang sedang bertikai dengan Donald Trump.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat 6 Juni 2025 lalu, Novikov mengatakan jika Elon Musk membutuhkan suaka politik, maka Rusia bersedia menerima CO Tesla tersebut.

Meski begitu, Novikov juga menyebut Elon Musk mungkin tidak putus suaka politik karena milioner Amerika Serikat itu berada di level yang berbeda.

Sebelumnya juru bicara Dmitry Peskov enggan menanggapi konflik antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Elon Musk.

Peskov menegaskan konflik antara Trump dan Donald Trump adalah persoalan domestik Amerika Serikat.

Rusia sendiri memang punya pengalaman memberi suaka kepada orang asing. Sebelumnya Moskwa pernah memberi swaka kepada mantan agen rahasia AS Edward Snowden dan penulis pro Kremlin asal Inggris Raya Graham Philips.

Adapun hubungan antara Donald Trump dan Elon Musk yang sebelumnya mesra kini mulai retak.

Retaknya hubungan antara Trump dan Musk mencuat ke permukaan setelah pemerintahan Trump dikabarkan akan mencabut kontrak pemerintah AS dengan perusahaan-perusahaan milik Musk, termasuk Starlink dan SpaceX. Musk bereaksi keras dengan menyebut bahwa Trump tidak tahu berterima kasih, mengingat ia pernah secara terbuka mendukung Trump dalam pemilihan presiden AS sebelumnya.

Elon Musk juga memilih mundur dari lembaga efisiensi pemerintah Trump, Department of Government Efficiency (DoGE), dan mulai melontarkan kritik terbuka terhadap kebijakan ekonomi Trump. Salah satunya terkait Rancangan Undang-Undang Pajak dan Belanja Negara yang dia nilai hanya akan memperparah defisit anggaran negara.

RUU setebal 1.038 halaman tersebut diusulkan untuk memotong pajak namun juga meningkatkan belanja pemerintah, yang diperkirakan akan menambah utang nasional AS hingga $2,4 triliun dalam 10 tahun ke depan. Musk bahkan mengecam keras rencana menaikkan pagu utang federal dari $4 triliun menjadi $40 triliun, menyebutnya sebagai “big beautiful bill” dengan nada sarkastik.

Dalam sebuah wawancara pada 27 Mei 2025 lalu, Musk menegaskan bahwa langkah-langkah kebijakan pemerintah tersebut tidak sejalan dengan misinya di DoGE dan bertentangan dengan prinsip pengelolaan keuangan yang sehat.

Puncak dari ketegangan ini terjadi saat Musk menuduh Trump terlibat dalam skandal Jeffrey Epstein melalui unggahan di platform media sosial miliknya, X. Namun, unggahan tersebut segera dihapus tanpa penjelasan lebih lanjut.

Meski belum ada konfirmasi resmi dari Elon Musk mengenai kemungkinan mencari suaka politik, pernyataan dari pihak Rusia menunjukkan bahwa ketegangan antara tokoh-tokoh besar ini telah menarik perhatian dunia internasional. Apakah Musk akan benar-benar melangkah sejauh itu, masih menjadi tanda tanya besar bagi publik global.

Tinggalkan komentar