Beritalk, Cianjur – Serangan Rusia ke Ukraina kembali mencuat, saat Rusia meluncurkan serangan terbesar sejak invasinya ke Ukraina dimulai.
Berdasarkan laporan Associate Press, serangan Rusia ke Ukraina dengan meluncurkan 550 rudal dan drone pada Jumat, 5 Juli 2025 lalu.
Serangan Rusia ke Ukraina berupa drone atau pesawat nirawak yang dikirim Rusia kebanyakan jenis drone syahid buatan Iran.
Sasaran serangan Rusia ke Ukraina ini bukan lagi kota-kota yang dekat dengan wilayah yang telah dikuasai, tetapi langsung mengarah ke ibu kota Ukraina yaitu kota Kyiv.
Sistem pertahanan udara Ukraina berhasil menembak jatuh 270 target termasuk dua rudal jelajah. Namun 208 objek lainnya tidak berhasil di cegah dan menghantam infrastruktur sipil. Imbasnya gedung-gedung hancur dan terbakar.
Walikota Vitali Glitzko melaporkan sedikitnya 23 orang terluka dengan 14 di antaranya dirawat di rumah sakit dan kerusakan terjadi di enam dari 10 distrik di Kyiv.
Banyak warga berlindung di ruang bawah tanah dan tempat penampungan. Sementara saat dembungan drone dan ledakan di atas kota,
Seorang fotografer berusia 23 tahun, Alya Syahlai merupakan salah satu korban yang kehilangan tempat tinggalnya dalam serangan itu.
Alya Syahlai bersembunyi di bawah tanah dan menyaksikan lampu padam serta orang-orang panik mencari perlindungan.
Alya Syahlai mengatakan banyak warga sudah mulai putus asa dan hanya menginginkan kehidupan normal tanpa rasa takut di pagi hari.
“Tak ada balkon, tak ada dapur, dimana ada dapur semuanya terbang yang bertahan hanya kamar mandi, meskipun jika kami duduk disana itu akan sangat membahayakan kami” ujar Alya Syahlai.
Sepanjang malam jurnalis DKI mendengar dengungan drone, ledakan dan retetan tembakan.
Pasukan Ukraina pun berupaya mencegah ratusan drone yang melintasi langit KIF. Di tengah gelapnya langit dan puing-puing yang berserakan, masih ada harapan untuk perdamaian di benak warga Kyiv.
Tinggalkan komentar