Tagar Save Raja Ampat Viral, Aktivis dan Masyarakat Papua Tolak Tambang Nikel di Kawasan Konservasi Dunia

Williani Putri

Juni 5, 2025

2
Min Read

On This Post

Beritalk, Cianjur – Tagar Save Raja Ampat menjadi viral di berbagai platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan X.

Gelombang digital “Tagar Save Raja Ampat” ini dipicu oleh kekhawatiran publik terhadap rencana hilirisasi tambang nikel yang mulai menyasar kawasan konservasi dunia, Raja Ampat, Papua Barat.

Keindahan dan keanekaragaman hayati Kawasan Raja Ampat ini kini terancam oleh kepentingan industri ekstraktif.

Merespons kekhawatiran itu, aktivis Greenpace dan empat anak muda Papua dari Raja Ampat melakukan aksi protes damai dalam acara Indonesia Critical Minerals Conference 2025 di Jakarta pada Selasa, 3 Juni 2025.

Para aktivis dan masyarakat adat Papua itu menolak penambangan nikel di kawasan Raja Ampat, Papua.

Mereka menerbangkan banner bertuliskan What’s the true Cuse of Your Nikel? Mereka juga membentangkan spanduk dengan pesan nikel mins destroy lives dan save raja from nikel mining.

Juru kampanye hutan Greenpace Indonesia, Iqbal Damanik menyebut industrialisasi nikel itu telah menghancurkan hutan, tanah, sungai, dan laut di berbagai daerah Papua.

Kini tambang nikel itu disebut mengancam Raja 4 Papua yang dipenuhi keanekaan hayati.

Sebelumnya pada tahun 2024, Greenpace menemukan aktivitas pertambangan di sejumlah pulau di raja 4, yakni Pulau Gak, Pulau KW, dan Pulau Manurat. Ketiga pulau itu masuk dalam pulau-pulau kecil yang tak boleh ditambang.

Menurut UU nomor 1 tahun 2014, Greenpace menganalisis bahwa eksploitasi nikel di ketiga pulau itu membabat lebih dari 500 hektar hutan dan vegetasi alami khas.

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq mengatakan akan segera mengunjungi kawasan Raja 4 Papua Barat. kunjungan itu untuk mengkaji secara langsung soal aktivitas pertambangan nikel yang berpotensi merusak ekosistem pariwisata Raja Ampat.

Hanif Faisol Nurofiq menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil langkah hukum usai meneliti dan mengkaji langsung aktivitas pertambangan itu.

“Raja Ampat sudah kami teliti, sudah kami lakukan mapping, secepatnya kami akan ke sana atau paling tidak kami akan segerakan ambil langkah-langkah hukum terkait dengan kegiatan di Raja 4 setelah melalui kajian-kajian yang ada di kami. Insyaallah dalam waktu segera saya akan berkunjung ke raja 4 melihat langsung apa yang kemudian digembar-gembarkan oleh media dan masyarakat” ujarnya.

Raja Ampat sendiri dikenal dengan kekayaan keanekaragaman hayati baik di darat dan di laut. Kawasan Raja Ampat juga ditetapkan oleh UNESCO sebagai global geopark.

Perairan Raja Ampat adalah rumah bagi 75% spesies koral dunia dan punya lebih dari 2.500 spesies ikan. Sementara di daratannya memiliki 47 spesies mamalia dan 274 spesies burung.

Tinggalkan komentar